Kegiatan Ragam Berita Terkini

PEMERIKSAAN KESEHATAN TRIPLE ELIMINASI DI ACARA CAR FREE DAY DANAU RAJA

Rengat, 28 Juli 2019

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, ada lebih dari 90 persen anak tertular virus HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibunya. Prevalensinya pada ibu hamil berturu-turut sebesar 0,3 persen; 1,7 persen; dan 2,5 persen. Adapun risiko penularan dari ibu ke anak untuk HIV adalah 20-40 persen, sifilis 69-80 persen dan Hepatitis B lebih dari 90 persen.

Eliminasi Penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B bersama-sama atau yang sering disebut ”triple eliminasi” ini dilakukan untuk memastikan bahwa sekalipun ibu terinfeksi HIV, Sifilis, dan Hepatitis B sedapat mungkin tidak menular ke anaknya.

Pola penularan ketiga virus tersebut relatif sama, yakni melalui hubungan seksual, pertukaran/kontaminasi darah, dan secara vertikal dari ibu ke anak.

Infeksi HIV dari ibu hamil ke bayi dapat dijelaskan, lebih dari 90%
bayi terinfeksi HIV tertular dari ibu HIV positif. Penularan tersebut dapat terjadi pada masa kehamilan, saat persalinan dan selama menyusui. Tanpa pengobatan yang tepat dan dini, separuh dari anak yang terinfeksi HIV akan meninggal sebelum ulang tahun kedua. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak atau Prevention of Mother to Child HIV Transmission (PMTCT) merupakan
intervensi efektif untuk mencegah penularan tersebut. Upaya ini diintegrasikan dengan upaya eliminasi sifilis kongenital, karena sifilis dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan pada ibu dan juga ditularkan kepada bayi seperti halnya pada infeksi HIV. Kondisi di atas merupakan infeksi yang sering terjadi dan dapat ditransmisikan dari ibu kepada bayi.

HIV (Human Immunodeciency Virus) adalah retrovirus golongan RNA yang spesik menyerang sistem imun/kekebalan tubuh manusia. Penurunan sistem kekebalan tubuh pada orang yang terinfeksi HIV memudahkan berbagai infeksi, sehingga dapat menyebabkan timbulnya AIDS. AIDS (Acquired Immunodeciency Syndrome) adalah sekumpulan gejala/tanda klinis pada pengidap HIV akibat infeksi tumpangan (oportunistik) karena penurunan sistem imun. Penderita HIV mudah terinfeksi berbagai penyakit karena imunitas tubuh lemah, sehingga tubuh gagal melawan kuman yang biasanya tidak menimbulkan penyakit. Infeksi oportunistik ini dapat disebabkan oleh berbagai virus, jamur, bakteri dan parasit serta dapat menyerang berbagai organ, antara lain kulit, saluran cerna/usus, paru-paru dan otak.Berbagai jenis keganasan juga mungkin timbul. Kebanyakan orang yang terinfeksi HIV akan berlanjut menjadi AIDS bila tidak diberi pengobatan dengan antiretrovirus (ARV).

Adapun strategi untuk mencegah penularan infeksi HIV pada bayi antara lain :

1. Pencegahan Kehamilan
yang tidak direncanakan pada perempuan dengan HIV. Pada prinsipnya setiap perempuan perlu merencanakan kehamilannya, namun pada perempuan dengan HIV perencanaan kehamilan harus dilakukan dengan lebih hati-hati dan matang karena adanya risiko penularan HIV ke bayinya.
2.Pemberian terapi ARV (Antiretroviral ) pada ibu hamil dengan infeksi HIV.        3.Perencanaan persalinan aman bagi ibu dengan HIV.

Triple eliminasi dilakukan dengan 5 strategi program, yaitu:

1. Meningkatkan akses dan kualitas layanan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi/anak sesuai standar.

2. Meningkatkan peran fasilitas pelayanan kesehatan dalam penatalaksanaan yang diperlukan untuk Eliminasi Penularan.

3. Meningkatkan penyediaan sumber daya di bidang kesehatan.

4. Meningkatkan jejaring kerja dan kemitraan, serta kerja sama lintas program dan lintas sektor.

5. Meningkatkan peran serta masyarakat.

Jadi jelas dari program pemerintah setiap ibu hamil harus dilakukan
pemeriksaan HIV untuk pencegahan penularan infeksi pada bayinya dan yang paling utama adalah menghindari faktor risiko tertularnya pada individu terutama pada ibu hamil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *