Kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) SMP N I Batang Cenaku wilayah kerja UPTD Puskesmas Kilan. Hadir pada kesempatan itu dr.AM Abidh Siregar dan Zulian Maruf SKM sebagai pemateri, dalam pemaparannya beliau berterima kasih dan mengapresiasi upaya dari panitia yg telah memberikan kesempatan kepada Petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan. Karena hal itu sejalan dengan program PKPR ( Pelayananan Kesehatan Peduli Remaja).
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan berbahaya lainnya. Istilah lain yang dikenal dikalangan kesehatan adalah Napza. Napza singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya.
Penyebab Penyalahgunaan NAPZA
Penyalahgunaan NAPZA umumnya terjadi karena rasa ingin tahu yang tinggi. Selain itu, pasien gangguan mental, seperti gangguan bipolar atau skizofrenia, juga berisiko menyalahgunakan NAPZA, dengan alasan untuk meredakan gejala yang dialami.
Selain rasa ingin tahu yang tinggi dan gangguan mental, faktor lain yang dapat memicu seseorang menyalahgunakan NAPZA adalah:
- Memiliki teman yang juga pecandu NAPZA
- Mengalami masalah ekonomi
- Pernah mengalami kekerasan fisik, emosi, atau seksual
- Bermasalah dalam hubungan dengan pasangan, kerabat, atau keluarga
Fase dan Gejala Penyalahgunaan NAPZA
Penyalahgunaan NAPZA yang tidak dihentikan dapat menyebabkan kecanduan. Seseorang dianggap kecanduan jika menunjukkan perilaku berikut:
- Menggunakan NAPZA terus-menerus, setiap hari atau bahkan beberapa kali dalam sehari
- Menggunakan NAPZA guna mengalihkan pikiran yang mengganggu
- Meningkatkan dosis NAPZA seiring berjalannya waktu, karena dosis yang digunakan lambat laun akan terasa kurang
- Memastikan bahwa NAPZA selalu tersedia
- Melakukan apa pun guna mendapatkan atau membeli NAPZA, seperti menjual barang pribadi hingga mencuri
- Melalaikan tanggung jawab dalam bekerja dan cenderung mengurangi aktivitas sosial
- Tetap menggunakan NAPZA meski sadar bahwa perilaku tersebut memberikan dampak buruk pada aspek sosial dan psikologis
- Melakukan aktivitas yang berbahaya atau merugikan orang lain ketika di bawah pengaruh NAPZA
- Menghabiskan banyak waktu untuk membeli, menggunakan, atau memulihkan diri dari efek NAPZA
- Mengalami kegagalan saat mencoba untuk berhenti menggunakan NAPZA
Ketika penderita telah mencapai fase kecanduan dan mencoba untuk menghentikan kebiasaan tersebut, dia akan mengalami gejala putus obat atau sakau. Gejala putus obat tersebut bisa berbeda-beda, tergantung tingkat keparahan kecanduan dan jenis NAPZA yang digunakan.
Apabila NAPZA yang digunakan adalah heroin dan morfin (opioid), maka gejalanya dapat berupa:
- Hidung tersumbat
- Gelisah
- Keringat berlebih
- Sulit tidur
- Sering menguap
- Nyeri otot
Setelah 1 hari atau lebih, gejala putus obat akan makin memburuk. Beberapa gejala yang dapat dialami adalah:
- Diare
- Kram perut
- Mual dan muntah
- Tekanan darah tinggi
- Sering merinding
- Jantung berdebar
- Penglihatan kabur atau buram
Sedangkan jika menggunakan NAPZA jenis kokain, maka gejala putus obat yang dapat muncul antara lain:
- Depresi
- Gelisah
- Tubuh terasa lelah
- Rasa tidak enak badan
- Nafsu makan meningkat
- Mimpi buruk yang terasa sangat nyata
- Lambat dalam beraktivitas
Fase kecanduan terhadap penyalahgunaan NAPZA yang terus dibiarkan berisiko menyebabkan kematian akibat overdosis. Overdosis ditandai dengan keluhan berupa:
- Mual dan muntah
- Kesulitan bernapas
- Mengantuk
- Kulit dapat terasa dingin, berkeringat, atau panas
- Nyeri dada
- Penurunan kesadaran
Diagnosis Penyalahgunaan NAPZA
Diagnosis penyalahgunaan NAPZA diawali dengan tanya jawab terkait gejala dan riwayat penggunaan NAPZA, kemudian diikuti pemeriksaan fisik dan mental.
Dokter juga akan melakukan serangkaian tes, antara lain:
- Tes urine, untuk mendeteksi jenis NAPZA yang digunakan
- Tes hepatitis C dan HIV/AIDS, untuk mendeteksi kedua penyakit tersebut, khususnya bagi pengguna NAPZA yang bertukar jarum suntik