Kemarau Tiba, Waspadai Diare, Batuk dan ISPA ada sederet masalah kesehatan yang perlu Anda waspadai saat kemarau tiba. Tindakan pencegahan menjadi hal penting agar Anda tak perlu mengalami berbagai penyakit ini. Berikut ulasan singkatnya seperti dirangkum dari berbagai sumber:

1.Batuk
Pada kasus yang lebih serius, batuk bisa disebabkan infeksi virus influenza pada saluran pernapasan, asma dan penyakit refluks gastroesofagus, yang menyebabkan batuk menetap. Kondisi ini disebut akut jika berlangsung kurang dari tiga pekan dan berubah menjadi kronis bila terjadi lebih dari delapan pekan, bahkan dicurigai tanda kanker paru.

Perkuat daya tahan tubuh dan sebaiknya hindari faktor pencetus agar tak terkena batuk. Jika sudah terlanjur terkena batuk, jaga tubuh tetap terhidrasi, tinggikan posisi bantal saat tidur, berkumur menggunakan air hangat plus garam secara rutin untuk meredakan tenggorokan dan tambahkan madu atau jahe pada teh hangat untuk melancarkan saluran napas.

2.Influenza
Penyakit yang disebabkan virus influenza ini salah satunya bisa menular melalui udara dan bisa menyerang kapan saja termasuk saat kemarau. Memperkuat daya tahan tubuh, menerapkan perilaku hidup bersih sehat seperti mencuci tangan dan vaksinasi, menjadi cara mencegah terkena influenza. Influenza tak bisa dianggap sepele karena bisa memicu komplikasi seperti pneumonia dan serangan jantung.

3.Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Paparan debu yang cenderung meningkat saat kemarau bisa menyebabkan saluran pernapasan mengalami penyempitan dan produksi lendir meningkat .

Jika sudah begini, penderita akan sulit bernapas dan terjadilah infeksi saluran pernapasan, salah satunya ISPA. Sejumlah gejala ISPA yang bisa Anda waspadai antara lain, hidung tersumbat, paru-paru terasa terhambat, batuk, tenggorokan sakit, kerap merasa lelah dan tubuh sakit. ISPA rentan pada mereka yang daya tahan tubuhnya rendah. Konsumsi buah dan sayur bisa menjadi upaya memperkuat sistem imun.

Pencegahan ISPA juga bisa melalui penggunaan masker untuk mengurangi dampak terhisapnya debu dan menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS) seperti mencuci tangan, makan teratur dan mencuci makanan.

4.Dehidrasi
Ahli biologi dari George Washington University di Washington, DC, Randall Packer seperti dilansir LiveScience mengatakan cuaca menjadi salah satu yang menentukan berapa lama seseorang bertahan tanpa air. Menurut dia, di lingkungan yang sangat panas orang dewasa bisa kehilangan keringat 1-3,2 liter keringat dalam satu jam dan berisiko mengalami dehidrasi. Gejala dehidrasi antara lain kelelahan, kram kaki atau perut, sembelit, mulut kering, sakit kepala dan bingung.

Ahli kesehatan di Indonesia kebanyakan menyarankan setidaknya minum delapan gelas air putih untuk mencegah dehidrasi. Namun, ilmuwan nutrisi Dr Matthew Lantz Blaylock menyarankan orang-orang mengonsumsi air hingga 12 gelas per hari, karena iklim tropis di tanah air. Selain itu, kurangi minuman mengandung banyak gula karena bisa menyebabkan seseorang kehilangan lebih banyak cairan tubuh. Lalu, sebisa mungkin hindari konsumsi makanan panas dan pedas karena bisa menambah panas ke tubuh.

5.Diare
Jika Anda mengalaminya, carilah tempat yang lebih sejuk dan berdiam di sana beberapa saat. Lalu, minum banyak air untuk mengganti kehilangan garam tubuh. Sementara waktu hindari minuman mengandung kafein karena bisa memperburuk keadaan. Ahli kesehatan mengungkapkan, diare saat kemarau juga bisa terjadi karena debu mengandung bakteri, virus menyebar dan masuk pada sumber maupun wadah penampungan air, juga makanan. Sebaiknya tutup penampungan air dan makanan untuk mengurangi risiko terkena diare. Jika diare terus menerus lebih dan mengakibatakan dehitrasi segerala bawah ke fasilitas kesehatan terdekat.

Tinggalkan Balasan